Museum Rudana yang Penuh dengan Filosofi
|Bali dengan beragam museum yang dimilikinya memang tidak bisa dipisahkan. Karena museum menjadi tempat dimana hasil karya orang-orang yang mencintai Bali tetap di tempatnya untuk membuta orang lain  jatuh cinta pada pulau dewata ini. Keberadaan museum-museum ini juga menjadi pilihan liburan bagi sebagian wisatawan yang ingin mengenal Bali lebih mendalam melalui karya seni. Selain itu mengunjungi museum juga turut memuliakan kebudayaan negeri ini. Dan kini waktunya anda untuk menikmati berbagai koleksi lukisan di Museum Rudana.
Museum yang berada di Jl. Cok Rai Pudak 44, Ubud, Gianyar ini, didirikan oleh Nyoman Rudana. Sebagaimana pendiri museum lainnya yang menginginkan untuk membawa pulang kembali berbagai hasil karya seni anak bangsa ke “rumahnya”, hal itu pula yang dilakukan oleh Nyoman Rudana. Karena ia mempercayai bahwa seni merupakan wujud kontribusi terhadap Tri Hita Karana, sebuah filosofi Bali tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam.
Peletakan batu pertama bangunan museum seluas 500 m² tersebut dilakukan pada tanggal 22 Desember 1990. Namun museum ini baru diresmikan oleh Presiden Soeharto pada pada 26 Desember 1995. Mengambil konsep ajaran Hindu, yakni konsep Triangga dengan penggambaran kepala , badan dan anggota gerak manusia, Tri Mandalla dalam tiga pembagian halaman halaman dalam, tengah dan luar, serta konsep Tri Loka  yang mengenai alam semesta, bangunan Museum Rudana dibangun dengan tiga lantai. Konsep bangunan ini juga memadukan ddengan filosofi proses regenerasi yang berkaitan dengan seni yang tak terputus. Bagian luas Museum Rudana memiliki dinding berwarna merah dan putih sebagai perlambangan bendera nasional.
Bahkan logo yang ditampilkan juga berasal dari kisah yang begitu terkenal dalam ajaran Hindu, Rama dan Sinta. Logo ini sama dengan logo Rudana Fine Art Gallery yang menunjukkan keduanya merupakan kesatuan. Rama dalam logo tersebut menggambarkan ksatria yang menarik anak panahnya untuk mendapatkan cinta sejatinya sedangakan Sinta merupakan lambang dari umat manusia. Nyoman Rudana mempersembahkan museum ini untuk Indonesia dan masyarakat luas, memberi kesempatan kepada siapa saja untuk mengagumi karya anak bangsa dari masa ke masa.
Di Museum Rudana anda bisa menikmati berbagai lukisan hasil dari pelukis Bali, luar Bali, maupun masyarakat mancanegara. Tanpa meninggalkasn filosofi Bali, berbagai karya tersebut ditata dengan memenuhi nilai tata ruang dan estetika. Anda bisa melihat berbagai karya pelukis tradisional Ubud seperti I Gusti Nyoman Lempad, Ida Bagus Made, I Gusti Ketut Kobot, Wayan Bendi, Wayan Jujul, dan yang lainnya. Sementara karya pelukis Indonesia seperti Affandi, Soepono, Basuki Abdulloh, dan para pelukis modern yang lainnya bisa anda lihat di lantai tengah. Ada pula lukisan dari pelukis asing yang telah menetap di Bali seperti Yuri Gorbachev dari Rusia, Iyama Tadayuki dari Jepang, Jafar Islah dari Kuwait, dan tentunya pekukis Spanyol Antonio Blanco. Kurang lebih ada sekitar 400 lukisan dan patung secara keseluruhan yang ada di Museum Rudana ini.
Museum ini juga aktif melakukan berbagai kegiatan pameran, baik di dalam maupun di luar negeri untuk lebih mempopulerkan lukisan Bali. Bahkan museum ini juga memberikan penghargaan kepada kepada para seniman atas apresiasi mereka yang mendukung cita-cita Museum Rudana dengan pengharagaan yang bernama Ksatria Kesenian Award. Tertarik untuk melihat koleksinya? Anda bisa mengunjungi musuem ini mulai dari pukul 09.00-17.00 WITA. Sejumlah fasilitas seperti galeri, pendopo, toilet, coffee shop, dan juga area parkir yang luas diberikan untuk memberikan kenyamanan untuk anda. Jika anda membutuhkan penginapan, anda bisa menggunakan hotel murah di Bali, seperti:
Refrensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_dan_Galeri_Seni_Rudana