Menikmati Keindahan Pantai Gunung Payung
|Desa kutuh, kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung memiliki sebuah pesona wisata yang belum banyak diketahui orang. Sebuah perbukitan yang langsung menghadap ke Samudera Hindia bernama Gunung Payung. Di pantai yang berjarak 30 km dari Denpasar ini anda akan dibuat terpesona dengan keindahan perbukitan hijau yang berpadu dengan birunya air laut. Dari atas bukit anda bisa menyaksikan putihnya pasir pantai dan jernihnya air laut sambil merasakan sejuknya udara sekitar. Kala sore menjelang, matahari yang terbenam ke ufuk barat menjadi pemandangan yang sayang untuk dilewatkan.
Lantaran berbatasan langsung dengan samudera, maka tak mengherankan jika ombak pantai gunung payung cukup dicari oleh para penggila surfing. Selain para surfer, tak banyak lagi wisatawan yang datang ke pantai ini. Jadi anda akan merasa seolah pantai ini milik anda seorang diri. Selain itu anda juga bisa bermain pasir pantai atau pun mellihat kesibukan masyarakat sekitar yang sedang menangkap bulu babi. Sebagian dari mereka juga menjadi petani rumput laut. Tebing-tebing terjal yang mengelilingi pantai juga menjadi batas antara pantai ini dengan pantai pandawa yang lokasinya bersebelahan. Namun kala pantai surut anda bisa menjangkau pantai bernama lakon mahabarata ini.
Nama gunung payung bukan karena bukit ini memiliki bentuk yang menyerupai payung, namun hal ini berkaitan dengan sejarah pura yang berada di ataas bukit tersebut, Pura Dang Kahyangan. Pendirian pura ini berkaitan dengan perjalanan suci Maharesi Dang Hyang Nirartha atau Dang Hyang Dwijendra yang disebutkan dalam Lontar Dharmayatra. Maharesi yang menyelesaikan perjalanannya dari Pura Luhur Uluwatu berisitirahat di sebelah barat daya Bualu yang kini menjadi Desa Adat Kutuh.
Masyarakat yang mengetahui kedatangan sang Maharesi pun menemui beliau untuk menghaturkan sembah sekaligus mohon tuntunan agama. Usai memenuhi keinginan masyarakat, sang resi pun menancapkan gagang payungnya ke tanah hingga keluarlah air suci dari lubang tancapan gagang payung tersebut. Air yang disebut dengan air amerta atau air kehidupan tersebut tak hanya digunakan oleh sang resi dan pengiringnya, namun juga dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sang Maharesi memberikan nasihat kepada masyarakat sekitar untuk menjaga air amerta tersebut. Usai memberikan nasihat, sang maharesi pun melanjutkan perjalanan. Dan untuk menjaga air tersebut, masyarakat sekitar mendirikan Pura Dang Kahyangan atau Pura Gunung Payung. Hal ini dikarenakan air yang berada di pura tersebut keluar dari gagang payung. Sampai saat ini air di pura tersebut tetap terjaga dan tak pernah kering meski musim kemarau. Air tersebut juga digunakan oleh para umat Hindu yang bersembahyang di pura tersebut. Konon pura tersebut juga dipercaya sebagai manivestasi Sang Hyang Widhi Wasa yakni Batari Danu dan BatariSri yang digambarkan dengan gedong linggih.
Lantaran belum dikembangkan menjadi tempat wisata, maka tak banyak fasilitas yang bisa anda temukan di sini. Hanya beberapa penjual makanan dan minuman ringan yang bisa anda temukan. Anda juga harus menuruni bukit, yang sekaligus menjadi tempat parkir, untuk bisa ke pantai. Untuk memudahkan anda, tersedia tangga dengan 300 anak tangga yang akan membantu anda turun. Sedang untuk kebutuhan akomodasi anda, anda bisa menggunakan hotel murah di Bali, seperti:
- Arya Hotel and Spa
- Hacienda Villas
- Primebiz Hotel
- Ibis Style Bali Kuta Dewi Sri
- Bagus Agro Pelaga
- Banyan Tree Ungasan
- Bulgari Hotels & Resort
- Harris Bukit Jimbaran
Refrensi:
- http://www.wisatadewata.com/article/wisata/gunung-payung
- http://hiddenparadiseofbali.blogspot.com/2013/02/gunung-payung-beach-bali-island.html