Mengenal Seniman Di Museum Pasifika
|Pesona alam Bali yang memukau telah melahirkan banyak seniman hebat dengan karya-karya mereka yang hebat  pula. Bukan hanya seniman dari dalam negeri, tapi banyak pula seniman dari luar negeri yang jatuh cinta dengan alam Bali hingga melahirkan karya besar. Dan Bali memang bukan hanya menawarkan sejuta inspirasi bagi para seniman tapi juga memberikan tempat atas karya-karya mereka untuk bisa dinikmati bersama. Salah satunya adalah museum Pasifika yang merupakan museum lukis berstandar internasional.
Berbagai lukisan dari para seniman se-Asia Pasifik dipamerkan di sini. Tak hanya lukisan, namun banyak pula patung, tekstil, atau pun benda-benda antik lainnya bisa anda lihat di sini. Karya-karya yang dipamerkan merupakan yang paling lengkap di dunia ini. Mulai dari karya Le Mayeur, Emilio Ambron, Antonio Blanco, Miguel Covarrubias, Theo Meier, dan Renato Christiano ada di sini. Tak hanya memamerkan karya mereka, namun lukisan di museum ini sekaligus menjadi wisata edukasi yang berupa sejarah seni dari wilayah Asi Pasifik, utamanya Indonesia dan Bali. Maka tak mengherankan jika museum ini mendapat predikat Wonderful Indonesia Award 2011 untuk kategori Museum dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dengan koleksi 600 karya seni milik 200 seniman yang berasal dari Indonesia, Indochina Peninsula, Melanesia Pasifik dan Polinesia, dan beberapa negara lain di Asia, maka tak mengherankan jika museum ini banyak didatangi wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Hingga akhirnya museum ini mendapat penghargaan dari sebuah situs web wisata terbesar di dunia, tripadvisor.co.id, sebagai Traveller’s Choice 2013 peringkat ke-2 untuk 9 obyek wisata terfavorit yang ada di kawasan Nusa Dua, Bali.
Museum yang berada di BTDC Area Blok P, Nusa Dua, Bali ini pada awalnya sebagai pusat seni dengan nama Asia Pacific Art Centre yang dibuka pada tahun 2004. Karena semakin banyaknya koleksi maka kemudian pada tahun 2006 art centre ini mulai menjadi museum dengan nama Museum Pasifika. Dalam peresmiannya, museum ini dibuka oleh Theo Meier, salah satu seniman yang karyanya juga dipasang di museum ini. Museum ini berada di pusat wisata kota Nusa Dua dan hanya berjarak 24 km dari Denpasar atau 33 menit perjalan. Uniknya lagi di museum ini juga kerap dijadikan pameran seni baik dari Bali maupun negara lain.
Ada 8 paviliun dan 11 ruangan yang digunakan untuk pameran berbagai karya seni berdasarkan tempat asal sang seniman.
- Ruang I merupakan tempat bagi lukisan dari maestro Indonesia, mulai dari Raden Saleh, Hendra Gunawan, Affandi, Ida Bagus Nyoman Rai, hingga Nyoman Gunarsa.
- Ruang 2 menyimpan lukisan dan buku-buku sastra dari Italia. Mulai dari karya Gilda Ambron, karya Renato Christiano yang menggambarkan wanita Indonesia pada zaman penjajahan Belanda, Piero Antonio Garriazo dengan lukisannya tentang perempuan-perempuan Indonesia, perkampungan pada zaman dulu dan pemandangan sawah.
- Ruang 3 menyimpan lukisan dan diorama pelukis Belanda yang pernah tinggal Indonesia, mulai dari  Wilem Gerard Hofker, Hendrik Paulides, Isac Israel, dan yang lainnya.
- Ruang 4 memamerkan lukisan karya seniman Prancis, antara lain: Paul Gerrard, Lea Lafugie, Pierre Sicard.
- Ruang 5 penuh dengan lukisan karya pelukis Eropa – Jerman, Inggris dan Swedia. Di sini juga terdapat surat yang ditulis tangan oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, untuk Le-Mayeur. Dalam surat tersebut presiden meminta kesediaan Le-Mayeur untuk mengajarkan melukis kepada Abdullah yang kemudian dikenal dengan nama “Basuki Abdullah”.
- Ruang 6 merupakan ruang pameran dengan berbagai ornamen khas Bali mulai dari lukisan dan topeng Barong yang kerap digunakan dalam pesta Barong dan Tari Kecak. Ada sebuah taman yang indah di depan ruang ini dan sering dijadikan sebagai tempat pertunjukan seni tari
- Ruang 7 bernama ruang Indo-Chin karena memamerkan karya seni dari pelukis asal Vietnam, Thailand, Kamboja, Hongkong.
- Ruang 8 disebut ruang Asia karena didominasi lukisan Opium khas negeri Tiongkok.
- Ruang 9 dihuni patung-patung artefak, sangkar burung, bekas perahu kayu, baju besi perang dan berbagai ornamen lainnya yang digunakan orang-orang Asia Pasifik pada abad pertengahan.
- Ruang 10 disebut dengan ruang Tahiti karena banyak karya seni pelukis Tahiti yang berada disini. Salah satunya adalah lukisan Taj Mahal, India. yang menggambarkan keindahan istana Taj Mahal pada tahun 1955 berlatarkan hutan liar yang membuat kesan mewah, teduh dan angker.
- Ruang 11 merupakan ruang penyimpanan kain Ulos, yakni kain khas Batak yang digunakan pada Upacara Adat. Kain yang dipajang di sini merupakan kain yang terbesar di dunia dengan panjang hampir 20 meter dan tinggi 2 meter tanpa ada sambungan jahitan sedikitpun.
Di museum yang dibangun di atas lahan seluas 12.000 m² ini terdapat fasilitas yang bisa pengunjung manfaatkan. Mulai dari restaurant, function room, rest room, toilet hingga lahan parkir yang luas. Karena berada di pusat tempat wisata Nusa Dua, maka museum ini berdekatan dengan banyak hotel di bali yang akan memudahkan kebutuhan akomodasi anda. Mulai dari:
- The Mulia Nusa Dua (Resort, Suites, and Villas)
- Ocean Blue Hotel Bali
- Melia Bali Villas & Spa Resort
- Banyan Tree Ungasan
- The Laguna Resort & Spa
Refrensi:
- http://www.wisatadewata.com/article/wisata/museum-pasifika
- http://www.rentalmobilbali.net/museum-pasifika-bali/
- http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/11/19/museum-pasifika-di-bali-lebih-dari-sekadar-wisata-edukasi-609511.html