Makam Jayaprana, Kisah Cinta Romeo Juliet Ala Bali
|Menikmati kisah cinta begitu menarik, terutama kisah cinta tragis layaknya dalam kisah klasik. Kita bisa berlarut-larut dalam kisah yang begitu menyentuh, dibawa ikut merasakan emosi dari para pelaku. Anda tentu telah membaca, melihat, ataupun mendengar beragam kisah cinta yang begitu romantis namun pada akhirnya berakhir tragis. Entah itu karena keadaan, waktu, ataupun takdir. Sebutlah kisah cinta Rose dan Jack dalam serial Titanic, Cleopatra dan Mark Anthony, ataupun Romeo dan Juliet. Indonesia sendiri juga memiliki banyak kisah romantis yang berujung tragis, misalnya Siti Nurbaya. Di Bali, sebuah kisah cinta berujung tragis milik Jayaprana kini diabadikan sebagai pura dan tempat wisata.
Kisah cinta Jayaprana dan istrinya, Ni Nyoman Layon Sari , begitu terkenal di Bali hingga makam keduanya kini menjadi tempat wisata. Jayaprana merupakan seorang yatim piatu dari desa kecil Kalianget, Buleleng. Ia yang satu-satunya selamat dari serangan penyakit menular yang menyerang keluarganya. Jayaprana kecil kemudian mengabdikan dirinya kepada Raja dan tinggal di istana Kerajaan Wanekeling. Saat dewasa ia tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan gagah. Ia juga berhasil mempersunting Ni Nyoman Layon Sari yang terkenal dengan kecantikannya.
Namun sayangnya, sang Raja juga tertarik kepada istri dari Jayaprana ini. Ia mencari cara untuk menyingkirkan Jayaprana agar bisa memiliki istrinya. Sang Raja pun mengutus Jayaprana ke Bali Barat guna melawan bajak laut. Namun di Celuk Terima, Jayaprana justru dibunuh oleh Patih Sunggaling atas perintah Raja. Kematian Jayaprana ini tak diterime oleh para dewa hingga mereka mengganggu perjalan Patih kala pulang ke istana. Raja sendiri juga tidak berhasil memiliki Ni Nyoman Layon Sari lantaran istri Jayaprana tersebut telah bunuh diri untuk menyusul suaminya ke surga.
Yang menjadi daya tarik dari makam atau Jayaprana ini bukan hanya mengenai kisah cintanya namun juga karena keindahan yang ditawarkan. Di makam yang terdiri dari makam Jayaprana, Ni Nyoman Layon Sari, dan Patih Sunggaling penuh dengan patung Jayaprana dan Ni Nyoman Layon Sari dan memiliki warna kuning sebagai tema utamanya. Ada pula patung barong yang berhiaskan dengan kain khas Bali. Wangi dupa yang kental dan berbagai hiasan yang rapi membuat kesan makam ini begitu terawat dan menyenangkan. Ditambah dengan pemandangan indah laut yang semakin menambah keindahan di tempat ini.
Untuk bisa mencapai pura anda harus melakukan pendakian yang cukup panjang dan curam untuk bisa mencapai pura. Namun, pemandangan yang indah akan menemani anda dengan banyaknya pohon hijau tinggi, meski tidak terlalu rimbun namun tetap memberikan keindahan. Sesekali nampak monyet yang bergelantungan menawarkan aksi lucu untuk penghibur anda di jalan. Di dalam pura terdapat patung replika Jayaprana dan Ni Nyoman Layon Sari dalam kotak kaca. Suasana yang beitu tenang berpadu dengan keindahan yang mengagumkan. Karena lokasinya yang berada di ketinggian, anda bisa melihat keindahan Pulau Menjangan dan beberapa gunung yang ada di Jawa dari pura ini.
Pura Jayaprana berada di Hutan Teluk Terima, Desa Sumbre Klampok, Gerokgak, Buleleng. Pura ini berjarak 67 km dari Singaraja. Kurang lebih dibutuhkan waktu 4 jam perjalanan untuk menjangkau pura ini dari Denpasar. Usai mengunjungi pura ini, jika anda membutuhkan penginapan, anda bisa menggunakan hotel murah di Bali, seperti:
- The Menjangan Resort
- Adi Assri Beach Resort
- Matahari Beach Resort & Spa
- Adirama Beach
- Mimpi Resort Menjangan
Refrensi:
- http://bali.panduanwisata.id/spot-wisata/mengenang-kembali-kisah-cinta-tragis-di-makam-jayaprana/
- http://travel.detik.com/read/2012/02/07/132537/1836183/1025/3/legenda-cinta-tragis-makam-jayaprana-bali