Keindahan Pura dan Pantai Batu Klothok
|Daerah Klungkung memiliki berbagai tempat-tempat yang asik untuk dikunjungi ketika di Bali. Mulai dari wisata sejarah seperti Goa Jepang hingga melakukan aktivitas rafting di sungai Melangit. Ada pula wisata pura seperti Pura Goa Lawah dan Pura Watu Klothok. Untuk wisata pantai, pantai di Klungkung umumnya memiliki pasir berwarna hitam. Salah satunya pantai Watu Klothok yan masih satu kompleks dengan Pura Watu Klothok. Penamaan pantai ini disesuaikan dengan nama pura tersebut untuk lebih mempermudah wisatawan dalam mengingatnya.
Pantai dan Pura Watu Klothok berada di Banjar Celepik, Desa Tojan, Kabupaten Klungkung, Bali. Dari pusat kota Semarapura, Klungkung, pantai ini hanya berjarak 5 km. Apalagi akses jalannya juga cukup mudah sehingga hanya dibutuhkan waktu satu berkendara dari Kuta. Anda tinggal mengikuti jalan by pass Ngurah Rai yang kemudian dilanjutkan dengan by pass Ida Bagus Mantra. Dari sini anda tinggal belok kanan dan menemukan papan jalan Pantai Watu Klotok.
Pemandangan pantai dengan pasirnya yang hitam akan menyambut kedatangan anda. Deburan ombak juga sudah terdengar meski anda belum mendekati pantai. Ombak panati watu klothok memang terkenal keras sehingga terdapat pemecah ombak di sekitar pura. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya abrasi sehingga ombak tidak lagi menggerus pesisir pantai. Keindahan pantai juga berpadu dengan keindahan pematang sawah disekitar pantai. Ditambah dengan background Gunung Agung yang terlihat megah dari kerjauhan. Apalagi anda juag bisa melihat keindahan Nusa Penida yang berada disebrang.
Pura Watu Klothok sendiri juga tak kalah indah dengan pantainya. Pura yang termasuk dalam Pura Kahyangan Jagat ini digunakan sebagai tempat pemujaan Ida Bhatara Brahma atau Pesanggrahan Ida Betara Besakih. Selain itu, Pura ini juga menjadi tempat memohon keselamatan guna diberi tanah pertanian yang subur dan terhindar dari serangan hama tanaman. Ketika bulan purnama dan jelang tahun Baru Saka, pura yang didirikan oleh Mpu Kuturan pada abad ke-10 masehi ini ramai dikunjungi umat Hindu.
Pura ini terdiri dari tiga bagian layaknya pura di Bali pada umumnya. Dibagian luar yang disebut dengan Nista Mandala terdapat Arca Dwapala, Candi Bentar, Pelinggih atau tempat pemujaan Ida Batara Dalem Ped, Pelinggih Sanghyang Kala Sunia, Panggung dan Bale Pawedaan. Tempat pemujaan Sang Kala Sunya pelinggih Penghayatan Ratu Gde Penataran Ped berada di bagian tengah atau Madya Mandala. Selain pelinggih, di bagian ini juga terdapat bale pemedek, bale gong dan bale kulkul.
Di bagian Utama yang disebut Mandala Utama terdapat Pelinggih Ida Batara Watu Makocok (Batu Makocel), Meru Tumpang Lima, Gedong Alit Pule, Padmasana, Pengaruman, Linggih Sri Sedana dan beberapa pelinggih lainnya. Batu makocel dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang tinggi sehingga sering digunakan untuk memohon agar alam diberi keselamatan, kesuburan dan kesejahteraan. Bahkan nama Watu Klothok berasal dari batu ini yang ditemukan berbunyi di pantai. Watu yang berarti batu dan Klothok yang berati bunyi.
Umumnya masyarakat disekitar Pura Batu Klotok ini berprofesi sebagai petani. Namun dengan pembukaan pantai dan pura watu klothok sebagai tempat wisata, diharapkan dapat meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat desa Tojan. Selain bertani masyarkat desa Tojan juga berprofesi sebagai pembuat pot bunga yang berhiaskan batu sikat atau bebatuan kecil yang berada di pinggiran pantai Watu Klotok. Jika anda berwisata ke pantai ini, anda bisa menginap di hotel di Bali, seperti:
Referensi:
- http://biasputih.com/tempat-wisata/pantai-watu-klotok-pantai-sakral-yang-menyimpan-keindahan/
- http://www.wisatadewata.com/article/wisata/pura-batu-klotok
- http://www.tourhotelbali.com/pantai-watu-klotok-bali.html