Danau Tamblingan, Keindahan Berbalut Sejarah dan Spiritual
|Keindahan danau di Bali tak kalah dengan pantainya. Tengok saja danau baratan bedugul yang pesonanya mampu membius para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Kini usai mengunjungi danau baratan bedugul kini waktunya anda untuk mengunjungi kembarannya, yakni danau tamblingan.
Danau yang berada di sebelah utara lereng Gunung Lesung, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini dikelilingi hutan sehingga memiliki udara yang sejuk.
Layaknya danau baratan bedugul dan danau buyan di sebelahnya, danau tamblingan juga terbentuk dalam sebuah kaldera besar. Lokasi danau ini termasuk dalam dataran tinggi karena lokasinya yang berada di ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut. Dengan lokasinya tersebut, danau ini kerap diselimuti kabut kala pagi hari.
Dibandingkan dua danau tetangganya, danau tamblingan hanya memiliki luas permukaan paling kecil, yakni sekitar 1.15 km². Meski demikian danau ini memilik pemandangan yang tak kalah indahnya dan masih alami.
Keindahan matahari pagi kala baru terbit semakin menambah pesona danau ini. Anda yang ingin mengelilingi danau dan melihat seluruh keindahannya bisa menggunakan perahu kecil milik penduduk yang disebut dengan pedahu.
Bentuk perahu hampir menyerupai sampan dan banyak digunakan penduduk sekitar untuk menangkap ikan. Tak ada perahu motor di danau ini karena untuk menjaga kealamian dan kelestarian danau.
Hal ini juga yang menjadi alasan tidak dikembangkannya wisata danau tamblingan sebagai pariwisata modern.
Nama danau tamblingan berkaitan dengan sejarah danau ini. Dahulunya danau ini merupakan pemukiman warga yang tanpa alasan kemudian pindah ke sekitar danau ini secara bersamaan, sehingga kini ada 4 desa atau catur desa yang mengelilingi danau tersebut, yakni Desa Munduk, Gesing, Gobleg, dan Umejero.
Namun suatu ketika penduduk catur desa terjangkit wabah epidemi. Hingga akhirnya, salah seorang yang dianggap sakti dan suci turun ke danau tamblingan dan mengambil airnya untuk dijadikan obat bagi masyarakat.
Ajaibnya masyarakat pun menjadi sembuh dan catur desa berkewajiban untuk menjaga kelangsungan dan kesucian air danau tersebut. Hingga akhirnya danau tersebut diberi nama danau tamblingan yang dalam bahasa bali tamba berati obat, sedangkan elingan berarti kekuatan spiritual.
Cerita asal usul danau tersebut pun bisa ditemui di Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul.
Selain dari segi sejarahnnya, kekuatan spiritual di danau tamblingan juga ditonjolkan dengan banyaknya pura di sekitar danau. Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 11 pura d sekiatr danau.
Bahkan dua diantaranya, yakni Pura Embang dan Pura Tukang Timbang merupakan pura peninggalan masa pra Hindu yang dibangun sebelum abad ke-10 Masehi.
Selain kedua pura tersebut, pura lain yang ada disekitar danau adalah pura Dalem Tamblingan, Pura Endek, Pura Ulun Danu dan Sang Hyang Kangin, Pura Sang Hyang Kawuh, Pura Gubug, Pura Tirta Mengening, Pura Naga Loka, Pura Pengukiran, Pengukusan, Pura Batulepang, dan masih ada yang lainnya. Oleh pemerintah setempat danau ini pun dibuka menjadi tempat wisata sipritual.
Meski sempat menenggelamkan beberapa rumah di desa pada Februari 2011, danau tamblingan tetap menarik untuk dikunjungi.
Seusai anda berwisata ke Pantai Lovina, Air Terjun Git-Git, atau Pura Ulun Danu, jangan lewatkan untuk mengunjungi danau tamblingan. Anda yang membutuhkan penginapan bisa menggunakan hotel murah di Bali, seperti:
- Adirama Beach
- CLV Hotel & Villas
- Saranam Eco Resort
- Puri Bagus Lovina
- Naya Gawana Resort & Spa