Air Suci Di Pura Tirta Empul
|Sudah melihat kemegahan Istana Presiden Tampak Siring bukan? Masih ingat jugakan dengan cerita pertarungan Raja Mayadenawa dan Dewa Indra yang menjadi awal nama Tampak Siring? Tulisan kali ini akan membahas mengenai tempat yang berkaitan kedua hal tersebut, yakni Pura Tirta Empul. Lokasi pura ini berdekatan dengan Istana Tampak Siring dan nama pura ini berkaitan dengan cerita Raja Mayadenawa. Selain itu Pura Tirta Empul juga memiliki nilai sejarah purbakala karena keberadaannya yang telah ada sejak lama. Pura Tirta Empul berada di Desa Manukaya, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar dan berjarak sekitar 1 jam 15 menit perjalanan dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Sementara jika dari Denpasar, Pura Tirta Empul berjarak sejauh 36 km.
Untuk mengingatkan kembali mengenai awal kisah keberadaan Tampak Siring, yuk direview kembali ingatannya dengan cerita antara Raja Mayadenawa dan Dewa Indra. Raja Mayadenawa diperkirakan berasal dari daerah Balingkang, Kintamani dan merupakan anak dari Putra Prabu Jaya Pangus dengan Dewi Danu. Raja ini terkenal sakti mandraguna namun sayangnya suka berbuat sewenang-wenang, termasuk melarang rakyatnya menyembah dewa. Untuk memperingatkan Raja Mayadenawa, maka para dewa mengutus Dewa Indra. Pertarungan itupun dimenangkan oleh pasukan Dewa Indra yang memaksa Raja Mayadenawa menyingkir hingga ke hutan. Dan untuk mengelabuhi pasukan Dewa Indra, Raja Mayadenawa berjalan dengan telapak kaki miring sehingga menjadi asal muasal nama Tampak Siring yang berarti tampak miring.
Namun usaha yang dilakukan oleh Raja Mayadenawa tak berhasil karena pasukan Dewa Indra tetap bisa menemukannya. Karenanya ia pun menciptakan mata air beracun sehingga banyak pasukan Dewa Indra yang akhirnya meninggal karena terkena air tersebut. Untuk mengatasi mata sir beracun milik Raja Mayadenawa, Dewa Indra pun menancapkan tongkatnya hingga keluar air dari dalam tanah yang kemudian dipercikkan kepada para pasukan hingga mereka bisa hidup kembali. Air inilah yang dipercaya berada di Pura Tirta Empul dan menjadi alasan penamaan pura, yakni Tirta Empul yang berarti air suci yang keluar dari tanah. Pura Tirta Empul sendiri diperkirakan telah ada sejak tahun 962 M dan dibangun pada masa pemerintahan Raja Chandra Bhayasinga. Raja ini diperkirakan berkuasa pada abad ke-10 hingga ke-14 dan berasal dari Wangsa Warmadewa.
Air suci di Tirta Empul berada di dua buah kolam yang berada di tengah pura dan berbentuk segi empat. Kolam tersebut memiliki 30 buah pancuran yang berjejer dari timur ke barat dan menghadap ke selatan. Masing-masing pancuran memiliki nama tersendiri seperti Pebersihan, Sudamala, Pengelukatan, dan Pancuran Cetik atau yang juga dikenal dengan Pancuran Racun. Dari air di pancuran ini, masyarakat Hindu Bali melakukan penyucian diri. Selain kolam, masih ada tiba bagian lain di Pura Tirta Empul, yakni Jaba Pura atau bagian halaman depan, Jaba tengah yang berarti halaman tengah, dan Jeroan pura yang berarti bagian dalam pura.
Air yang berada di Pura Tirta Empul tidak hanya mengalir di seputar pura namun juga mengalir hingga Sungai Pakerisan yang lokasinya tak berada jauh dari pura. Sungai ini merupakan salah satu sungai yang menjadi lokasi rafting di Bali. Tak jauh dari lokasi Sungai Pakerisan terdapat Candi Guung Kawi yang juga berasal dari zaman purbakala. Berkunjung ke Pura Tirta Empul anda disuguhkan dengan banyak lokasi wisata lainnya yang tak kalahindah. Ibaratnya sekali mendayung, dua hingga tiga pulau terlampaui. Biar semakin mudah perjalanan wisata anda, anda bisa menggunakan tour ke Bali yang bisa anda pesan di sini.
Refrensi:
http://www.wisatamurahbali.info/mensucikan-diri-di-tirta-empul/